Kugerakkan ke delapan kakiku membabi buta dalam genangan air di tumpukan koral, air masuk menusuk mata yang berkerjapan menahan perih
insangku serasa ingin meledak karena nafas memburu bercampur dengan air laut yang masuk di sela nafas
lumut dan akar-akar bakau menjerat menjebak membelit bulu-bulu halus di kaki
air laut terasa mengkhianati surut bersama ombak yang kembali ke lautan bersekutu dengan nelayan tua
diselamatkan oleh angin kencang menebarkan kepulan asap dan butir debu halus yang menggelitik lubang hidung nelayan membuatnya berbangkis
tangan yang terjulur ingin menangkapku kini diusapkan ke hidung
geliat langkah ke delapan kakiku bergegas masuk ke laut dalam
menekuri serpihan kayu, pecahan kerang dan koral, kuhela nafas panjang
kali ini aku beruntung, entah kali esok.
—Ineke H—
Advertisements